Gambar: Dampak Makanan Tinggi Gula terhadap Metabolisme

Dampak Makanan Tinggi Gula terhadap Metabolisme

Admin Enerslim
90x Dilihat

Makanan tinggi gula menjadi bagian dari pola makan modern yang umum, tetapi konsumsi gula berlebihan dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada metabolisme tubuh. Berikut ini adalah beberapa cara bagaimana makanan tinggi gula memengaruhi metabolisme:


1. Peningkatan Resistensi Insulin

Ketika kita mengonsumsi makanan tinggi gula, kadar glukosa dalam darah meningkat dengan cepat. Ini memicu pankreas untuk menghasilkan insulin, hormon yang bertugas membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dari darah. Namun, konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan sel-sel menjadi kurang responsif terhadap insulin, yang dikenal sebagai resistensi insulin. Resistensi insulin adalah langkah awal menuju diabetes tipe 2 dan dapat mengganggu metabolisme tubuh.


2. Penyimpanan Lemak Berlebih

Gula yang tidak digunakan sebagai energi akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak. Peningkatan asupan gula berlebih, terutama dalam bentuk fruktosa, dapat menyebabkan peningkatan produksi lemak di hati, yang berkontribusi pada kondisi yang disebut penyakit hati berlemak non-alkohol. Selain itu, lemak yang disimpan di sekitar organ dalam tubuh (lemak visceral) dapat memperlambat metabolisme dan meningkatkan risiko penyakit metabolik.


3. Gangguan Hormon Pengatur Nafsu Makan

Gula, terutama fruktosa, dapat mengganggu hormon yang mengatur rasa kenyang dan lapar, seperti leptin. Leptin bertugas memberi sinyal kepada otak ketika kita kenyang, tetapi konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan resistensi leptin, di mana otak tidak menerima sinyal kenyang ini dengan baik. Akibatnya, kita cenderung makan lebih banyak, yang pada gilirannya memperburuk metabolisme dan menyebabkan penambahan berat badan.


4. Peningkatan Risiko Sindrom Metabolik

Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Faktor-faktor seperti resistensi insulin, peningkatan tekanan darah, kadar gula darah tinggi, dan obesitas sentral (lemak di sekitar perut) semuanya dapat diperburuk oleh konsumsi gula berlebih. Sindrom ini menggambarkan metabolisme tubuh yang terganggu secara signifikan dan membutuhkan penanganan yang serius.


5. Fluktuasi Energi dan Mood

Konsumsi gula dapat memberikan peningkatan energi yang cepat, tetapi ini sering diikuti oleh penurunan energi yang tajam. Fluktuasi ini dikenal sebagai "sugar crash" dan dapat memengaruhi metabolisme dengan membuat tubuh merasa lelah, mengganggu ritme normal metabolisme energi, dan menurunkan produktivitas serta stabilitas suasana hati.


6. Percepatan Penuaan Sel dan Peradangan

Gula berlebih dapat menyebabkan glikasi, yaitu proses di mana molekul gula mengikat protein atau lipid di dalam tubuh, yang dapat mempercepat penuaan sel. Selain itu, gula juga dapat memicu peradangan kronis, yang dapat mengganggu metabolisme dan meningkatkan risiko penyakit kronis.


Solusinya bisa dengan :


Konsultasi Gratis di Platform Kesehatan

Seperti hal nya One Stop Healthy Solution (OSHS) yang membuat terobosan dibidang kesehatan khususnya dalam hal konsultasi kesehatan GRATIS, Kalian bisa dengan mudah dan akses platform OSHS dari mana saja yang pastinya tidak dipungut biaya sedikit pun.


Kesimpulan

Makanan tinggi gula dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada metabolisme, termasuk peningkatan resistensi insulin, penyimpanan lemak berlebih, gangguan hormon pengatur nafsu makan, dan peningkatan risiko sindrom metabolik. Untuk menjaga metabolisme yang sehat, penting untuk mengonsumsi gula dalam jumlah yang wajar dan memilih sumber karbohidrat yang lebih sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh.

Berlangganan email dengan kami

agar mengetahui promo terbaru setiap saat

Hubungi Kami