Pecahnya pembuluh darah di otak, atau dikenal sebagai stroke hemoragik, terjadi ketika pembuluh darah di otak melemah atau mengalami tekanan berlebihan hingga pecah. Kondisi ini menyebabkan darah mengalir ke jaringan otak, merusak sel-sel otak, dan mengganggu fungsi tubuh.

Penyebab Pecahnya Pembuluh Darah di Otak

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan pembuluh darah di otak pecah meliputi:

1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Hipertensi kronis adalah penyebab utama. Tekanan yang terus-menerus melemahkan dinding pembuluh darah sehingga lebih rentan pecah.
2. Aneurisma: Pembentukan tonjolan pada dinding pembuluh darah yang bisa pecah akibat tekanan darah tinggi atau trauma.
3. Cedera Kepala: Trauma fisik pada kepala dapat merusak pembuluh darah dan memicu perdarahan di otak.
4. Gangguan Pembekuan Darah: Kondisi seperti hemofilia atau penggunaan obat pengencer darah dapat meningkatkan risiko perdarahan.
5. Malformasi Arteri-Vena (AVM): Kelainan bawaan di mana pembuluh darah tidak terbentuk dengan sempurna, membuatnya lebih mudah pecah.
6. Penyakit Degeneratif: Kondisi seperti amyloid angiopathy, yang biasanya terjadi pada orang tua, dapat melemahkan pembuluh darah.

Gejala Pecahnya Pembuluh Darah di Otak

Gejala utama meliputi:

• Sakit kepala hebat tiba-tiba.
• Mual atau muntah.
• Kelemahan atau kelumpuhan di satu sisi tubuh.
• Kehilangan kesadaran.
• Gangguan penglihatan atau berbicara.

Pencegahan dan Penanganan

• Mengontrol tekanan darah melalui pola makan sehat dan olahraga.
• Menghindari merokok dan alkohol.
• Mengenali riwayat keluarga dengan aneurisma atau malformasi pembuluh darah.
• Segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala.

Pecahnya pembuluh darah di otak adalah kondisi darurat yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan permanen atau kematian. Dengan gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin, risiko kondisi ini dapat diminimalkan.